Madrid Mengalahkan Liverpool di Final Liga Champions
Emas168
– Liverpool menelan kekalahan dari Real Madrid di final Liga Champions. Mantan pemain
The Reds Jose Enrique menilai Trent Alexander – Arnold bersalah atas gol
kemenangannya yang dicetak Los Blancos.
Liverpool
berhadapan dengan Real Madrid di final Liga Champions yang bertempat di Stade
de France. Pasukan Jurgen Klopp dipaksa menyerah dengan skor 0-1.
Kemenangan
Real Madrid ditentukan oleh Vinicius Junior, Pemain muda asal Brasil tersebut
menjebol gawang The Reds yang dikawal Alisson Becker pada menit lima puluh Sembilan.
Ini
merupakan trofi yang sangat membangakan bagi team karena sudah menang di pertandingan
bergengsi yaitu Liga Champions ke-14 dalam sejarah Real Madrid. Mereka meraih
trofi ke-13 juga mengalahkan Liverpool pada tahun 2018.
Kesalahan Alexander–Arnold
Jose Enrique menilai gol yang
dicetak Vinicius junior itu merupakan kesalahan Trent Alexander-Arnold. Sebab, Alexander-Arnold
tidak menutup pergerakan Vinicius sebelum mencetak gol ke gawang Liverpool.
Matanya hanya tertuju pada bola
dan tidak mengawasi pergerakan Vinicius. Vinicius yang berdiri bebas dengan
mudah menyelesaikan umpan silang Federico Valverde.
Merson memberi contoh bahwa klub Premier League yang
dimiliki pengusaha asal Amerika Serikat kurang berprestasi.
"Lihat semua pemilik Amerika lainnya di Premier League. Tim
olahraga AS mereka semuanya tampil lebih baik daripada tim yang mereka miliki
di sini. Lihatlah Stan Kroenke di Arsenal," lanjutnya.
"Lihat Manchester United. Keluarga Glazer telah memenangkan
Super Bowl bersama Tampa Bay Buccaneers. Tapi berapa lama sekarang United
menjadi penantang gelar? Pemilik baru Chelsea tidak akan menginvestasikan uang
sebanyak yang dilakukan Roman Abramovich. Hari-hari itu sudah berakhir."
“Gol biasanya bisa terjadi karena
kesalahan dari seseorang, kecuali itu gol dari jarak 40 yard, jadi menurut
saya, Trent tidak melihat di mana Vinicius berada untuk mencetak gol,” kata
Enrique kepada Genting Casino.
“Benzema sedang dijaga oleh
Konate dan jelas dia tidak menjaga siapa pun dan dia menyadari bahwa Vinicius
ada di sana terlambat.
“Apakah ini kesalahan dari Trent?
Ya. Tapi Anda tidak bisa menyalahkan orang ini untuk apa pun yang terjadi musim
ini."
Klopp Ogah CariKambing Hitam
Sementara itu, manajer Liverpool
Jurgen Klopp enggan mencari kambing hitam atas kekalahan timnya melawan Real Madrid.
Dia menyebut timnya tidak bermain cukup bagus sehingga mereka layak kalah dari
Los Blancos.
"Mereka mencetak gol
sementara kami tidak. Ini adalah penjelasan paling mudah mengapa kami kalah
hari ini, dan ya situasi ini memang kejam namun kami menghormatinya," ujar
Klopp.
Kisruh di Final Liga Champions
yang mempertemukan Liverpool dengan Real Madrid masih jadi perbincangan hangat
sampai saaat ini. Menteri dalam negara Perancis, Gerald Damanin, menuding
Jurgen Klopp sebagai biang keladinya.
Seperti
diketahui, laga final Liga Champions antara Liverpool melawan Real Madrid
digelar di Stade de France pada Minggu (29/5/2022) lalu. Pertandingan tersebut
berhasil dimenangkan Real Madrid dengan skor tipis 1-0.
Sebelum duel digelar, sempat
terjadi kisruh di luar lapangan lantaran ribuan pendukung Liverpool dilarang
masuk ke dalam stadion. Padahal, mereka sudah memadati area stadion sejak
beberapa jam yang lalu.
Pihak kepolisian Prancis sampai
harus menggunakan gas air mata tanpa pandang bulu hingga menyakiti pendukung
the Reds termasuk yang masih anak-anak. Kejadian ini membuat kick-off tertunda
selama 36 menit.
Obrolan berjalan hingga sekarang
seiring dengan munculnya fakta-fakta baru. Darmanin mengklaim bahwa 70 persen
tiket adalah palsu. Ia juga mengklaim sekitar 30 hingga 40 ribu fans Liverpool
yang hadir di stadion mengantongi tiket palsu dan bahkan tidak memiliki tiket
sama sekali.
Lebih lanjut, Darmanin juga
menuding Jurgen Klopp selaku pelatih the Reds sebagai biang keladi kejadian
ini. Darmanin merujuk pada perkataan pria asal Jerman tersebut sebelum
pertandingan berlangsung.
"Di tahun 2019, final antara
Liverpool dan Tottenham juga mengalami masalah yang sama di Madrid. Final di
Wembley beberapa tahun lalu juga memiliki masalah yang sama," kata
Darmanin.
"Ada juga pelatih Liverpool
[Klopp] yang memanggil pendukung untuk bepergian ke Prancis meskipun tak
memiliki tiket. Kami berhadapan dengan ribuan pendukung Inggris, beberapa dari
mereka menghormati aturan dengan sempurna. Dan sedikit, tapi sangat ramai, yang
mendorong pihak berwenang."
Memang benar adanya, kalau Klopp
menyerukan kepada para pendukung Liverpool untuk berkunjung ke Paris meskipun
tidak memiliki tiket menonton pertandingan. Ia merasa kota Paris cukup besar
untuk menampung seluruh fans Liverpool.
"Jika anda tidak memiliki
tiket - saya tidak ingin mengundang orang-orang ke Paris tapi kali ini
[kotanya] cukup besar," kata Klopp sebelum final Liga Champions digelar.
"Saya melakukannya terakhir
kali untuk Basel [final Liga Europa 2016] dan seluruh Swiss jadi seperti ini
[mengepalkan tangan]. Tapi saya pikir Paris cukup besar untuk dikunjungi meski
tanpa tiket dan bersenang-senang."
Sementara itu, diketahui ada
sekitar hampir tiga ribu fans the Reds memiliki tiket sah tapi tak bisa masuk
ke dalam stadion. Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, telah meminta
UEFA untuk mengembalikan uang mereka.
Klopp pun mengakui bahwa kekalahan
ini tak lepas dari suksesnya Carlo Ancelotti meramu taktik yang meminimalisir
kreativitas dari para pemain Liverpool.
“Di ruang ganti (saat ini) tidak
ada yang merasa ini musim yang hebat, tentu saja. Kami memainkan permainan yang
bagus, bukan permainan yang sempurna, tapi saya tidak berpikir permainan yang
sempurna akan mungkin terjadi dengan cara lawan mengaturnya," ujar Klopp
kepada BT Sport.
“Kami ingin lebih berani di babak
kedua, itulah yang kami katakan di babak pertama. Kami bermain di sekitar mereka.
Kami seharusnya bermain lebih banyak dalam formasi.”
Komentar