Tidak Sepenuhnya SalahSeluruh Pemain, Rangnick Memang Tidak Bisa Kembangkan Manchester United
Rafl Rangnick telah meninggalkan
Manchester United dengan tanda tanya besar. Tidak ada yang tahu pasti alas an Rangnick
meninggalkan perannya sebagai konsultan untuk dua tahun ke depan.
Musim tahun 2022 seharusnya jadi awal
baru bagi MU. Erik ten Hag ditunjukan sebagi pelatih baru dan Rangnick akan bekerja
sama sebagai konsultan yang menyerankan pemain-pemain yang potensial.
Namun, Faktanya Rangnick tidak jadi
mengambil peran tersebut. Dikabarkan bahwa Rangnick memilih focus melatih
Timnas Austria, tapi kabar ini pun diragukan kebenarannya.
Di sisi lain, diduga Rangnick didepak
Manchester United karena terlalu banyak bicara soal masalah internal tim.
Tidak bisa mengatasi tim
Rangnick memang dikenal vocal bicara, membocorkan
masalah ruang ganti dan internal klub. Namun, di atas lapangan, Rangnick sebenarnya
juga terbilang gagal.
Rapor Rangnick di Machester United dinilai oleh Craig
Burley, analis Premier League. Menurutnya , Rangnick jelas tidak bisa mengembangkan
tim, jadi dia pun ikut bersalah.
"Sudah cukup jelas bahwa dia [Rangnick] tidak
tahu apa yang dia lakukan, bukan begitu? Di awal, terlihat jelas bahwa dia
tidak punya kemampuan atau pengetahuan untuk menangani tim," kata Burley
di ESPN FC.
"Memang ada banyak hal yang terjadi bersamaan.
Ada pemain yang underperform, ada informasi bocor ke media, segalanya
ada."
"Namun, sangat jelas bahwa dia tidak punya
solusi di lapangan, tidak ada apa pun," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Burley merasa bahwa pemain MU tidak
sepenuhnya bersalah. Memang mereka menghadapi masalahnya masing-masing, tapi
Rangnick sebagai pelatih juga gagal.
"Kita banyak membicarakan ini, kita akan selalu
mencari perubahan dalam pertandingan. Bukan soal formasi, tapi soal perubahan
seperti high press, atau passing, atau main fisik, sesuatu yang diubah,"
sambung Burley.
"Namun, dia [Rangnick] tidak melakukan apa pun,
sama sekali tidak ada. Dan itu bukan karena para pemain tidak mau berusaha,
apalagi karena terjadi selama beberapa bulan," tandasnya.
RaflRangnick mengungkapkan alasan di balik menurunnya performa
Manchester United setelah era Sir Alex Ferguson berakhir. Menurutnya, masalah
United bukan siapa yang jadi manajer, tapi soal bursa transfer.
Ralf Rangnick baru saja mengakhiri masa kerja
sebagai manajer Manchester United. Dia ditunjuk sebagai manajer pada November
2021 lalu, menggantikan peran Ole Gunnar Solskjaer yang didepak usai hasil
buruk awal musim.
Di tangan Rangnick, performa United tidak cukup
bagus. Tidak ada gelar juara yang didapat pada musim 2021/2022. Setan Merah
bahkan gagal menembus empat besar klasemen Premier League dan lolos ke Liga
Champions.
Rangnick sebenarnya punya peluang untuk tetap di
United dan mendampingi Erik ten Hag sebagai konsultan mulai musim depan. Tapi,
United dan Rangnick telah berpisah. Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini
ya Bolaneters.
Kebijakan Transfer yang Keliru
Setelah era Ferguson, United tidak lagi meraih gelar
juara Premier League. Padahal, Setan Merah punya manajer top seperti Louis van
Gaal, Jose Mourinho, hingga legenda seperti Solskjaer. Tapi, United tetap gagal
mencapai kejayaan.
Capaian terbaik United adalah menjadi juara Liga
Europa era Mourinho. Setelah itu, tidak ada gelar yang diraih, termasuk era
Rangnick. Kegagalan itu, kata Rangnick, terkait dengan kebijakan di bursa
transfer.
"Sejak Sir Alex pergi, performa mereka menurun.
United belum memenangkan gelar (Premier League) sejak dia pergi," ucap
Rangnick pada sebuah wawancara pada 2019 silam. Wawancara kembali diungkit
karena United akan menghadapi bursa transfer musim 2022/2023.
"Di klub mana pun, jika Anda tidak bisa
mendapatkan pemain yang tepat, maka Anda setidaknya tidak boleh merekrut pemain
yang salah. Anda dalam masalah jika salah dalam satu, dua, atau tiga bursa
transfer beruntun," imbuh Rangnick.
Rangnick tidak punya kesempatan untuk mendatangkan
pemain baru saat bertugas sebagai manajer United. Pihak klub memutuskan tidak
membeli pemain baru pada bursa transfer Januari 2022 dan memberi keleluasaan
pada Erik ten Hag belanja pemain pada awal musim 2022/2023.
"Membangun klub adalah tentang membangun skuad
dengan memindahkan pemain yang tepat dan memiliki tingkat keberhasilan lebih
dari 50 persen. Kemudian Anda harus memiliki pelatih terbaik untuk
mengembangkan para pemain ini," kata Rangnick.
Di United, kebijakan transfer mereka justru acap
kali mendapat kritik dari para manajer. Van Gaal dan Mourinho pernah mengeluh
bahwa pemain yang datang ke klub bukan pemain yang mereka inginkan.
Pengangkatan Rangnick sebagai pelatih interim
bertujuan agar manajemen klub bisa mendapatkan nahkoda tetap yang bisa
membangun the Red Devils dengan sebaik-baiknya. Mereka telah mendapatkan sosok
itu dalam diri Erik ten Hag.
Namun kendati kontraknya berakhir pada bulan Juni
nanti, Rangnick masih harus bertahan di Manchester United. Sebab kesepakatan
antara kedua belah pihak juga mewajibkan Rangnick berperan sebagai konsultan
selama dua tahun.
Komentar